Friday, November 27, 2009

Jangan Pernah

1. Berhenti mencintai. Cinta yang seratus persen pada pasangan Anda itu mampu mengalahkan ketidakbenaran, mampu mempertahankan perahu agar tidak kandas.

2. Berpikir bahwa dengan mencintai seratus persen Anda tak memiliki ruang untuk diri sendiri.

3. Mencintai kalau Anda tak siap. Ya uangnya, ya mentalnya, ya kekuatannya. Jangan pernah menyalahkan pasangan kalau sejujurnya Anda yang tak siap dalam segalanya.

4. Berpikir, memiliki ruang untuk diri sendiri dan mencintai seratus persen itu adalah sebuah perbedaan seperti siang dan malam. Itu sebuah komplimen. Sama seperti saat Anda memberi barang pecah belah, maka selalu saja ada gulungan kertas atau apa pun yang disisipkan di antara barang-barang ringkih itu, bukan? Itu berguna menjadi pelindung agar barang ringkih itu tidak menjadi porak dan poranda. Kertas yang disisipkan memang memberi jarak antara barang pecah belah itu, tetapi jarak itu bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk mempertahankan agar tidak pecah.

5. Kalau Anda diciptakan untuk menjadi pengganggu hubungan orang, kecuali Anda sakit jiwa, merasa seperti bidadari penolong atau superman. Kalau begitu kejadiannya, mbok periksa ke dokter. Salah. Saya salah besar. Bagaimana mau ke dokter jiwa, lah wong sakit jiwa dan merasa menjadi bidadari penolong atau superman. Maka, saudara-saudariku yang tercinta, hati-hati kalau bertemu dengan serigala berbulu tangkis. Eh… salah berbulu domba.

6. Untuk jadi pengecut. Kalau Anda merasa hubungan itu menjadi hambar, mbok bicara sama pasangannya, jangan diam saja atau malah curhat sama orang lain. Nanti curhat-curhat kecil jadi curhat besar. Nanti curhat di kafe pindah ke kamar hotel sambil bobo-bobo siang, sore, dan malam, sampai Anda tak bisa membedakan antara curhat dengan buka kancing baju.

7. Untuk jadi oportunis. Cinta Anda itu bukan untuk dijadikan sarana mendekati pejabat ini dan itu, untuk naik ke jenjang profesi lebih tinggi, atau untuk memiliki masa depan yang lebih kinclong. Mungkin inilah disebut pelacuran yang sesungguhnya. Pelacuran macam ini susah diberantas sama kamtib, hanya bisa sama nurani. Tetapi, nurani juga bisa dibebalkan. Jadi tak ada jalan keluarnya tampaknya. Nah, mending jadi opor ayam kalau begitu. Enak dan banyak orang suka.

8. Bahwa tidak akan ada harga yang harus Anda bayar dari berhenti mencintai kebenaran. Ingat, yang Anda taburlah yang akan dituai. Mungkin Anda tak menuai sekarang sehingga Anda makin percaya sebuah kesalahan seperti sebuah kebenaran yang sangat mungkin diterima dengan akal paling sehat sekalipun. Anda keliru besar. Akan datang masanya tagihan itu tiba di pintu hidup Anda. Jangan Anda kemudian mengeluh tak bisa membayar. Percaya saya. Saya pernah melakukan itu semua dan sampai sekarang harus menanggung akibatnya.

SAMUEL MULIA

Bisa Gila

Arswendo Atmowiloto-seorang penulis senior yang pernah dipenjara
gara-gara kasus angket tokoh terpopuler di Indonesia, yang dimuat di
Tabloid Monitor- dalam bukunya, Menghitung Hari, kumpulan tulisannya
selama dipenjara, menulis demikian: "Kalau kita bilang tinggal di
penjara itu enak, kita ini gila. Tetapi kalau kita sudah di dalam
penjara, dan tidak bisa merasakan bahwa tinggal di penjara itu enak,
kita bisa jadi gila!" Maksudnya kurang lebih, kalau kita tidak bisa
menyenangi situasi tidak menyenangkan yang harus kita hadapi, itu
berarti kita hanya menambah masalah.

Ada saat-saat tertentu kita hidup "bagai dalam penjara". Kita berada
dalam situasi amat menyesakkan. Pahit. Getir. Kita ingin keluar,
tetapi tidak bisa. Mau tidak mau kita harus menelannya. Situasi itu
bisa berupa suasana kerja yang menekan berat; bos yang sulit, rekan
sekerja yang menyebalkan, tuntutan kerja yang tidak masuk akal.
Inginnya keluar kerja. Sudah berusaha mencari pekerjaan baru, tetapi
tidak kunjung dapat. Atau penyakit berkepanjangan; sudah berobat ke
sana kemari, tetap saja tidak sembuh.

Dalam situasi demikian, tidak ada jalan lain, terima kenyataan dengan
iman. Yakinkan diri, bahwa di balik segala situasi yang Tuhan izinkan
kita alami pasti ada hikmahnya. Inilah yang dilakukan oleh Habakuk.
Ia menghadapi situasi yang getir; penindasan, kelaliman, kejahatan,
kekerasan, pertikaian, ketidakadilan. Tetapi ia tidak
menjadi patah arang. Habakuk 3:14-19 menunjukkan bagaimana ia tetap
berpengharapan di dalam Tuhan yang ia percaya.

PSIKOLOGI: Motivasi untuk Terus Menghadapi Kehidupan

Ada orang yang keadaan hidupnya sangat sulit dan berat. Namun, bukan berarti kita lalu hanya bisa meratapi nasib dan berputus asa karena seperti kata pepatah, ”Orang-orang yang hanya bisa mengasihani dirinya tak akan menghasilkan apa-apa dalam hidup”.


”Sebenarnya saya sudah pernah menulis di rubrik ini belasan tahun yang lalu. Ketika itu saya lelah menanggung beban hidup. Saya pengin tidur, enggak bangun lagi…. Lalu saya masuk ke rumah sakit jiwa. Sekarang usia saya 50 tahun. Satu per satu saudara dekat saya meninggal. Ayah meninggal tahun 2001, lalu tahun 2007 Ibu menyusul. Kini saya berdua dengan adik laki-laki berumur 40 tahun yang juga pernah dirawat di rumah sakit jiwa.

Kompleksitas beban psikologis sejak saya TK hingga saat ini telah menjadikan raga saya terganggu kesehatannya. Rasanya gangguan jiwa telah berganti menjadi sakit jasmani. Saya telanjur tua, tak punya kesempatan untuk mengembangkan diri, menikah, melahirkan keturunan.

Dahulu, gangguan jiwa jenis apa pun sepertinya sudah saya alami. Kini, saya tak punya apa-apa dan siapa-siapa, tinggal bersama adik, merawat dia. Saya tidak sering mengeluh lagi. Ada income dari mengontrakkan rumah orangtua, tapi pas-pasan untuk hidup.

Rasanya saya hanya menanti ajal, tetapi kadang sering berharap, mantan bos memanggilku mencarikan jalan keluar. Atau, ada pekerja seni yang tahu bagaimana aku berjuang melawan skizofrenia/paranoid, lalu memfilmkannya. Judulnya Berjuang Melawan Skizofrenia. Atau, adakah yang mau membantu saya agar bisa tinggal di panti wreda? Saya mesti gimana Bu?

SMS, Jateng

(Jawaban berikut juga saya tujukan bagi mereka yang tak kunjung mendapat pekerjaan atau menderita sakit terminal.)

Kehidupan perlu disyukuri

Saya ikut prihatin atas penderitaan Anda. Memang mengalami sakit jiwa kronis sangat menimbulkan ketidaknyamanan dalam hidup. Namun, bukan berarti Anda terus-menerus menunjukkan gejala yang berat, bukan? Ada kalanya anda bisa ”tenang dan menurun kegelisahannya”. Anda juga masih dapat berpikir jernih dan positif, bahkan bisa ikut merawat adik yang juga lebih kurang sama kesehatannya.

Sebenarnya, keberadaan Anda sangat berarti bagi adik. Itu sudah memberikan makna mendalam, bukan? Anda masih punya dia, adik pun pasti bersyukur punya kakak yang merawatnya. Mungkin tepatnya, Anda berdua bisa saling merawat dan membina kehidupan seoptimal Anda bisa.

Orang bijak mengatakan, ”Jika kita ingin bahagia atau sehat, fokuslah pada apa yang sudah kita punyai, bukan pada apa yang tidak kita punyai”.

Atau, renungkan juga ucapan yang mengatakan, ”Lebih hebat orang yang berani hidup daripada yang berani mati”. Artinya, kita perlu mensyukuri semua yang sudah kita peroleh, apakah itu ijazah kesarjanaan Anda, pengalaman kerja, kasih sayang dari seseorang, peninggalan orangtua yang bisa menghasilkan pemasukan, dan lainnya.

Dengan begitu, kita bisa tetap punya semangat untuk melanjutkan kehidupan. Untuk saat ini, saya tak menyarankan Anda masuk panti wreda. Usahakan tetap serumah dengan adik, menjaga dan membina komunikasi semaksimal mungkin dengannya. Minum obat sesuai dengan instruksi dokter dan hadapi hari esok dengan optimistis.

Motivasi

Kunci utama adalah harus tetap punya harapan, sepahit apa pun hidup ini. Kita perlu me-”motivasi diri” agar terus berdaya menghadapi hari esok.

Motivasi adalah suatu kondisi psikologis yang menimbulkan, mengarahkan, dan mempertahankan tingkah laku tertentu. Motivasi sangat berperan dalam kehidupan dan kegiatan kita. Tanpa motivasi, sulit mencapai perbaikan hidup.

Mengenai keinginan mewujudkan cerita dalam film, saya sangat mendukung. Rajinlah menulis dan mengirimkan kepada orang yang tepat. Kalau belum berhasil, tak perlu kecewa, pasti ada hikmah lain yang akan Anda peroleh. Bekerja apa pun boleh, asal tidak ngoyo. Usahakan hidup seimbang, tapi santai.

Cara meningkatkan motivasi

1. Beri ganjaran kepada diri sendiri untuk memperkuat perilaku tertentu. Ganjaran hanya dapat diberikan apabila Anda telah berhasil mencapai sasaran. Misalnya, beri hadiah kepada diri Anda sebagai ganjaran khusus (jalan-jalan ke taman) jika kemarin Anda tidak mengeluh. Jangan lupa memberikan ucapan ”selamat’ kepada diri sendiri bila berhasil. Kalau tidak, Anda akan terbiasa menurunkan kebiasaan untuk bersikap riang.

2. Tetapkan sasaran secara efektif. Berusahalah menjadi manusia yang lebih baik dari hari ke hari, bukan menjadi yang sempurna. Motivasi yang efektif menuntut pengarahan terhadap suatu tujuan. Tujuan yang lebih rinci, realistis, dan berada di bawah kendali kita cenderung memunculkan usaha yang lebih besar daripada tujuan yang terlalu umum. Misalnya, ”saya ingin selama tiga hari ke depan tidak mengeluh tentang kondisi adik” atau ”malam hari saya akan berdoa mengucap syukur atas keberhasilan saya membereskan rumah”.

3. Aturlah lingkungan. Cermati dan kenali diri Anda sebaik-baiknya, apakah Anda tipe mudah sedih atau mudah marah. Maka, aturlah lingkungan fisik, misalnya ganti cat ruang tidur dengan warna yang bisa meredam emosi Anda. Seringlah memasang musik yang lembut dan menenangkan. Pergilah ke mal atau berkunjung ke rumah teman sejauh itu bisa menghibur perasaan yang gundah.

Selamat berjuang terus.

AGUSTINE DWIPUTRI
psikolog
(Kompas, Minggu, 22 November 2009 )