British historical drama "The King's Speech" won the most Oscar nominations on Tuesday with 12 nods for the film industry's top honors, ahead of "True Grit," with 10.
Facebook movie "The Social Network," which had been tipped for top nominations, got eight nominations along with "Inception," for the 83rd annual Academy Awards to be held February 27.
"The King's Speech," starring Colin Firth as King George VI struggling to overcome a stammer, was a relative latecomer to the Oscars race, and scored a relatively disappointing sole Golden Globes award earlier this month.
Firth, who won the Golden Globe for his performance in the under-stated British movie, is widely tipped for a best actor at the Oscars show next month, the climax of Hollywood's annual awards season.
The 10 films nominated for best picture Oscar were: "Black Swan," "The Fighter," "Inception," "The Kids Are All Right," "The King's Speech," "127 Hours," "The Social Network," "Toy Story 3," "True Grit," and "Winter's Bone."
The five nominees for best actor were: Javier Bardem for "Biutiful," Jeff Bridges in "True Grit," Jesse Eisenberg in "The Social Network," Firth in "The King's Speech" and James Franco in "127 Hours."
Best actress nods went to Annette Bening in "The Kids Are All Right," Nicole Kidman in "Rabbit Hole," Jennifer Lawrence in "Winter's Bone," Natalie Portman in "Black Swan" and Michelle Williams in "Blue Valentine."
Agence France-Presse
Source: http://www.thejakartaglobe.com
Tuesday, January 25, 2011
Keeping Your New Year’s Resolutions
| |||
|
Friday, January 21, 2011
8 Ways to Limit Your Trading Education Tuition
If you're a first time visitor, I encourage you to subscribe to the RSS feed so you don't miss anything. Thanks for visiting!
John Forman - The Essentials of Trading author
John Forman - The Essentials of Trading author
Learning to trade is going to cost you in one fashion or another (and remember that your time has value). There are ways, however, that you can minimize that cost.
Friday, January 14, 2011
Advise bagi yg ingin serius menjadi SAP Profesional
Ahmad Tarmizi wrote:
RR,
SAP dan software ERP lainnya merupakan customizing sofware. Cara customizing nya sendiri mungkin tidak terlalu susah, tapi apa yang mau di customizing itu yang agak
susah . itu sebabnya material training SAP bukan materi yang bisa dipelajari sendiri, untuk technical (Abap/basis) mungkin bisa karena logika system administrator/ programming
hampir sama tapi fungsional agak susah.
RR,
SAP dan software ERP lainnya merupakan customizing sofware. Cara customizing nya sendiri mungkin tidak terlalu susah, tapi apa yang mau di customizing itu yang agak
susah . itu sebabnya material training SAP bukan materi yang bisa dipelajari sendiri, untuk technical (Abap/basis) mungkin bisa karena logika system administrator/ programming
hampir sama tapi fungsional agak susah.
Thursday, January 13, 2011
Berjibaku menjadi Manusia Pembelajar
Berjibaku menjadi Manusia Pembelajar
- Written by Yodhia Antariksa
- Posted June 28, 2010 at 12:00 am
Perjalanan hidup terus menggelinding; dan roda peradaban zaman terus bergerak menyusuri jalan yang teramat panjang. Dalam putaran itu, pengetahuan terus bermekaran dan rajutan ilmu tiap hari selalu hadir menyapa tanpa kenal letih.Itulah kenapa segenap insan dituntut untuk bisa menjadi manusia-manusia pembelajar : menjadi insan yang selalu terbuka dengan segenap wawasan baru dan limpahan informasi yang terus melaju. Menjadi insan yang selalu rindu untuk merengkuh sejumput pengetahuan, dan menjemput sekeping kebajikan dari bentangan ilmu yang terus mengalir.
Belajar disini tentu saja tidak hanya terbatas pada dinding-dinding sekolah atau kampus atau ruang seminar. Menurut pengalaman saya (yang mungin bersifat subyektif) menjadi pembelajar sejati justru paling efektif dilakukan melalui model self-directed learning. Bahasa kampungnya : belajar sendiri secara otodidak. Jika bicara mengenai self-directed learning (atau belajar secara otodidak), maka ada dua sumber fundamental yang hadir untuk merekahkan proses pembalajaran secara optimal.
Time Management : How to Become a More Productive Person
Time Management : How to Become a More Productive Person
- Written by Yodhia Antariksa
- Posted November 29, 2010 at 12:00 am
Setiap hari, roda waktu terus bergerak selama 24 jam, tidak lebih tidak kurang. Bagi sebagian orang, waktu sepanjang itu acap dirasa tidak cukup. Itulah kenapa kerapkali kita melihat lampu-lampu di berbagai gedung perkantoran masih terus terang menyala meski jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.Kita juga sering merasa betapa waktu terasa begitu cepat berlalu. Time flies. Rasanya baru kemarin kita merayakan tahun baru, lho kok sekarang tau-tau sudah bulan November. Sementara tugas di kantor masih saja terus menumpuk, dan rasanya tak kunjung usai.
Dalam konteks itulah barangkali tepat jika kita mencoba berbincang tentang ketrampilan time management. Tak pelak kecakapan kita dalam mengolah waktu bisa sangat menentukan apakah kita akan menjadi a productive person atau tidak. Sebab di zaman sekarang, waktu bukan lagi berarti uang (time is money, begitu dulu orang berucap). Sekarang, time is more valuable than money.
Gartner Report untuk pemilihan Enterprise Apps
Rekan-rekan,
Implementasi ERP adalah sebuah journey, bukan sekedar tujuan. Tergelitik dari email yang berisi "Perusahaan yang sudah implementasi SAP", seakan-akan implementasi ERP adalah tujuan. Padahal, sangatlah tidak mungkin untuk mengimplementasi seluruh modul di ERP secara sekaligus. SAP, Oracle E-Business Suite, PeopleSoft, JD Edwards, Infor, Microsoft Dynamics semuanya menawarkan hampir ratusan modul yang tidak mungkin bagi sebuah perusahaan mengimplementasikan keseluruhan modul yang ada secara sekaligus.
Implementasi ERP adalah sebuah journey, bukan sekedar tujuan. Tergelitik dari email yang berisi "Perusahaan yang sudah implementasi SAP", seakan-akan implementasi ERP adalah tujuan. Padahal, sangatlah tidak mungkin untuk mengimplementasi seluruh modul di ERP secara sekaligus. SAP, Oracle E-Business Suite, PeopleSoft, JD Edwards, Infor, Microsoft Dynamics semuanya menawarkan hampir ratusan modul yang tidak mungkin bagi sebuah perusahaan mengimplementasikan keseluruhan modul yang ada secara sekaligus.
Bedah Kasus Kebijakan TI : Jaringan Hotel Hyatt
Jaringan Hotel Hyatt: Harus Lebih Mengenali Pelanggan
Buat hotel sekelas Grand Hyatt, tak bisa dipungkiri peran teknologi informasi
(TI) sangatlah penting guna menunjang proses bisnis. Jaringan hotel bintang lima
internasional yang berpusat di Chicago AS ini tersebar di berbagai negara,
sehingga sistem TI pun seragam, menggunakan standar yang sama. Penyeragaman
sistem TI ini juga berlaku untuk jaringan hotel Hyatt di Indonesia, seperti
Grand Hyatt Jakarta, Hyatt Regency Bandung, Hyatt Regency Yogyakarta, Hyatt
Regency Surabaya, Bali Hyatt, Grand Hyatt Bali, dan Hotel Aryaduta Jakarta (yang
juga dikelola Hyatt Internasional).
Tuesday, January 11, 2011
Indonesia: Hiccups in our higher education?
Pierre Marthinus, Edinburgh, UK | Sat, 01/08/2011 11:35 AM | Opinion
Indonesian higher education has been in a bad shape over the past years. The country ranked 64th among 243 countries surveyed, according to the SCImago Journal and Country Ranking (Kompas, Dec. 11).
From 1996 to 2008, we only managed to publish 9,194 scientific documents, falling behind Turkey (171,048), Iran (68,401), Egypt (47,420), Malaysia (29,166). Saudi Arabia (26,763), Pakistan (24,564), Jordan (10,751) and Bangladesh (9,590).
Ode to friends
I was all alone one day
Sitting under the Friendship tree
I looked up at the sky
And saw a fleet of birds
It was then I knew I was missing something
Sitting under the Friendship tree
I looked up at the sky
And saw a fleet of birds
It was then I knew I was missing something
Wednesday, January 05, 2011
Malas Bekerja
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Senin, 3 Januari 2011
Bacaan : 2 Tesalonika 3:1-15
Setahun: Kejadian 7-9
Nats: Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi
saudara dari si perusak (Amsal 18:9)
Judul:
MALAS BEKERJA
Seorang pemuda mencatat kegiatannya sepanjang hari. Ini hasilnya:
pukul 6.00 berbenah, berangkat kerja pukul 7.00. Tiba di kantor
pukul 8.00, membuka email dan membaca berita. Pukul 9.00 berhenti
untuk mengobrol dan baru bekerja pukul 10.00. Pukul 10.30 menikmati
kudapan dan kembali bekerja pukul 11.30. Pukul 11.30 bersiap makan
siang, keluar pukul 12.00 untuk makan, kemudian kembali bekerja
pukul 13.00 sambil mengantuk atau mengobrol. Pukul 15.00, kudapan
lagi. Lalu 30 menit berikutnya bersiap pulang. Pulang pukul 16.00.
Sesampainya di rumah pada pukul 17.00, ia gunakan untuk bersantai.
Makan malam pukul 19.00, dilanjut bermain video game atau menonton
televisi. Baru berangkat tidur pukul 23.00. Jadi, total ia bekerja
hanya sekitar 3 jam setiap hari, belum dipotong waktu mengantuk dan
mengobrol.
Dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika, Paulus memperingatkan
orang-orang yang malas bekerja. Di sana, sebagian jemaat menjadi
malas bekerja karena "menantikan kedatangan Yesus kembali" (1
Tesalonika 2:1-12). Paulus tidak mengatakan bahwa pengharapan ini
salah. Namun, ia menasihati mereka agar tidak menjadikan hal itu
alasan untuk malas bekerja. Sebab, selama manusia masih diberi
kesempatan hidup di dunia, ia tetap harus bekerja agar layak untuk
makan (ayat 10).
Secara seimbang, Tuhan memerintahkan kita beristirahat dan menikmati
hasil pekerjaan kita. Namun, kita bertanggung jawab mengerjakan
tugas kita dengan setia di hadapan Tuhan. Kemalasan adalah
pengingkaran terhadap tanggung jawab tersebut. Selain itu, seperti
kata penulis Amsal, kemalasan itu merusak hidup kita --ALS
BEKERJA DENGAN RAJIN
ADALAH BAGIAN DARI IBADAH KITA
e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2011-01-03
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2011/01/03/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?2+Tesalonika+3:1-15
2 Tesalonika 3:1-15
1 Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya
firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang
telah terjadi di antara kamu,
2 dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang
jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman.
3 Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan
memelihara kamu terhadap yang jahat.
4 Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan
kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan.
5 Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan
kepada ketabahan Kristus.
6 Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan
Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara
yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran
yang telah kamu terima dari kami.
7 Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan
kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu,
8 dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha
dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi
siapapun di antara kamu.
9 Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami
mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.
10 Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi
peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja,
janganlah ia makan.
11 Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak
tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan
hal-hal yang tidak berguna.
12 Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam
Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan
pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri.
13 Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang
baik.
14 Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami katakan
dalam surat ini, tandailah dia dan jangan bergaul dengan dia,
supaya ia menjadi malu,
15 tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia
sebagai seorang saudara.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+7-9
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Senin, 3 Januari 2011
Bacaan : 2 Tesalonika 3:1-15
Setahun: Kejadian 7-9
Nats: Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi
saudara dari si perusak (Amsal 18:9)
Judul:
MALAS BEKERJA
Seorang pemuda mencatat kegiatannya sepanjang hari. Ini hasilnya:
pukul 6.00 berbenah, berangkat kerja pukul 7.00. Tiba di kantor
pukul 8.00, membuka email dan membaca berita. Pukul 9.00 berhenti
untuk mengobrol dan baru bekerja pukul 10.00. Pukul 10.30 menikmati
kudapan dan kembali bekerja pukul 11.30. Pukul 11.30 bersiap makan
siang, keluar pukul 12.00 untuk makan, kemudian kembali bekerja
pukul 13.00 sambil mengantuk atau mengobrol. Pukul 15.00, kudapan
lagi. Lalu 30 menit berikutnya bersiap pulang. Pulang pukul 16.00.
Sesampainya di rumah pada pukul 17.00, ia gunakan untuk bersantai.
Makan malam pukul 19.00, dilanjut bermain video game atau menonton
televisi. Baru berangkat tidur pukul 23.00. Jadi, total ia bekerja
hanya sekitar 3 jam setiap hari, belum dipotong waktu mengantuk dan
mengobrol.
Dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika, Paulus memperingatkan
orang-orang yang malas bekerja. Di sana, sebagian jemaat menjadi
malas bekerja karena "menantikan kedatangan Yesus kembali" (1
Tesalonika 2:1-12). Paulus tidak mengatakan bahwa pengharapan ini
salah. Namun, ia menasihati mereka agar tidak menjadikan hal itu
alasan untuk malas bekerja. Sebab, selama manusia masih diberi
kesempatan hidup di dunia, ia tetap harus bekerja agar layak untuk
makan (ayat 10).
Secara seimbang, Tuhan memerintahkan kita beristirahat dan menikmati
hasil pekerjaan kita. Namun, kita bertanggung jawab mengerjakan
tugas kita dengan setia di hadapan Tuhan. Kemalasan adalah
pengingkaran terhadap tanggung jawab tersebut. Selain itu, seperti
kata penulis Amsal, kemalasan itu merusak hidup kita --ALS
BEKERJA DENGAN RAJIN
ADALAH BAGIAN DARI IBADAH KITA
e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2011-01-03
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2011/01/03/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?2+Tesalonika+3:1-15
2 Tesalonika 3:1-15
1 Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya
firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang
telah terjadi di antara kamu,
2 dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang
jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman.
3 Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan
memelihara kamu terhadap yang jahat.
4 Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan
kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan.
5 Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan
kepada ketabahan Kristus.
6 Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan
Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara
yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran
yang telah kamu terima dari kami.
7 Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan
kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu,
8 dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha
dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi
siapapun di antara kamu.
9 Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami
mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.
10 Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi
peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja,
janganlah ia makan.
11 Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak
tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan
hal-hal yang tidak berguna.
12 Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam
Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan
pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri.
13 Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang
baik.
14 Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami katakan
dalam surat ini, tandailah dia dan jangan bergaul dengan dia,
supaya ia menjadi malu,
15 tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia
sebagai seorang saudara.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+7-9
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria
Tuesday, January 04, 2011
Money as God
L. Murbandono Hs, Ambarawa, Central Java | Sun, 01/02/2011 9:27 AM | Opinion
Many of us claim to be religious and believe in God, but most of our starting points to determine our fate and real life do not deal directly with religion or God, but with capital. Money! This is our new God.
A direct result of bad secularism? Yes! But what’s more important is that secularization itself is not only neutral, but could become gateway to civilization, including science and knowledge, such as theology, if these do not want to lose their roles. In a society that became increasingly secular during the Industrial
Revolution in Western history, people were freed from the absolute. Relieved?
Wrong! Because, any civilization in any era needs an absolute as a binder. Real community is framed in a particular state and government which always creates “ideology” for its people to obey. Most countries on earth these days, replacing conventional religion with state ideology, are professing another religion:
The religion of economy with money as God!
What has been happening since the Industrial Revolution through our current Internet age of globalization is the “glory” of economy. It has filled the void needed by its era: When the God of conventional religions has no real impact, whereas people always need the absolute as a binding means.
Economy smartly fulfills the needs of the people through free market global capitalism. The dynamics of the religion of economy creates profits and capital accumulation. The money! This eventually became the basis of an absolute dogma to determine the nature of human behavior.
Places of worship are the free market economy, which becomes absolute in promising food, clothing, housing, jobs, prosperity, freedom and justice for their adherents. Belief in the market economy is the way to salvation.
This is represented by three basic symptoms. First, the bigger the merchants are, the greedier they became. Second, rogue elements of the state bureaucracy increasingly play with unfaithful bosses. Third, the frustration of people without power will increase because they cannot participate in the liturgy of the religion of economy.
The three points above led us to the degradation of humanity as a result of unbridled economic progress. The target of economic mechanisms is to gain money and capital accumulation that will control the majority of human beings.
It requires non-human offerings, in a sense, which demands that money accumulation will become the norm above basic humanitarian values. Religion of economy has led people, as human resources, into abstract shapes.
In the production process, human beings (the real workers) are changed into the figures of income, or money, which is abstract. Extortion and utilization of real human beings in turn generates abstract profits, which are manifested in the accumulation of money in bank accounts.
This occurs due to the engineering of the political economies of a number of business giants, but essentially serve the accumulation of money in the form of abstract figures in the stock market.
The accumulated earnings, or money, then has become the principle and overcomes human dignity. If in the name of profits a factory must be closed, then it will be closed, irregardless of the fate of workers. If the market demands expansion of a project, then it happens, sometimes by destroying of villages, forests and people, all of which are changed into abstract shapes.
Human abstraction occurs due to the dialectic of abstraction and concretization in the religion of economy. Money is another form of labor (real) which is changed to become abstract. Labor is money (abstract) which is changed to become concrete.
Benefits (abstract) are racketeering (real), which has been changed to become abstract.
Abstraction and concretization have become more devastating because political economy (abstract) is often unfair. In fact, even when politics goes straight without unfairness, abstraction and concretization still go well. Therefore, the more modern and more sophisticated the era, the more complex the political economy and the more blurred become homo homini lopus practices.
In the ancient era everything was clearer. The phenomenon of the oppressor versus the oppressed was clearly manifested in articulation and meaning. Its dichotomy was clear. Landlords, employers and the strong were in one camp as oppressors of farmers, slaves and the weak in another camp.
In the modern world, transparency of articulation and meaning fades away. Quality of extortion and oppression become so sophisticated and blurred that it seems as if not to be oppression and extortion anymore.
Unfortunately, suppression seems to be a necessity for and even in the needs of the oppressed. That is what happens in the religion of Economy, where the almighty money reigns.
Finally, the almighty money is also an abstract creator. He conjured up real injustice to become abstract needs. In the process of production-distribution-consumption in the religion of economy, the extortion and injustice that is necessarily rolling could not be prevented by the victims. Manipulation and injustice than becomes a must, and even seems to become the embodiment of free will of the victims.
This article is taken from www.thejakartapost.com/news/2011/01/02/money-god.html
Teknik Menulis Artikel
Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Itu sebabnya, jika Anda tertarik untuk terjun ke dunia kepenulisan, syarat utamanya adalah harus merajinkan dan membiasakan diri untuk membaca. Membaca apa saja yang bisa dibaca. Insya Allah, dengan banyak membaca akan sangat menumpuk ide yang bisa dijadikan sebagai bahan tulisan. Khusus dalam pembahasan ini (dan yang paling sering ditulis) adalah menulis artikel.
Artikel sendiri bisa berarti karya tulis seperti berita atau esai. Esai adalah karangan prosa (bukan menggunakan kaidah puisi) yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Itu sebabnya, artikel di media massa itu bertaburan data-data teknis, tapi lebih ke arah pemaparan sepintas lalu dan itu murni pendapat pribadi penulisnya setelah membaca pendapat lain dari begitu banyak karya yang telah dibacanya. Nah, bagaimana memulainya? Ada beberapa tips sederhana yang bisa dicoba:
Subscribe to:
Comments (Atom)
