Thursday, January 13, 2011

Gartner Report untuk pemilihan Enterprise Apps

Rekan-rekan,

Implementasi ERP adalah sebuah journey, bukan sekedar tujuan. Tergelitik dari email yang berisi "Perusahaan yang sudah implementasi SAP", seakan-akan implementasi ERP adalah tujuan. Padahal, sangatlah tidak mungkin untuk mengimplementasi seluruh modul di ERP secara sekaligus. SAP, Oracle E-Business Suite, PeopleSoft, JD Edwards, Infor, Microsoft Dynamics semuanya menawarkan hampir ratusan modul yang tidak mungkin bagi sebuah perusahaan mengimplementasikan keseluruhan modul yang ada secara sekaligus.

Dalam menganalisis ERP secara modular, dibutuhkan sebuah lembaga pihak ketiga yang secara objektif menganalisis seberapa komprehensif functionality yang disediakan oleh sebuah aplikasi, seberapa fit fitur yang ditawarkan dengan industri, dsb. Gartner dan Forrester adalah 2 dari lembaga yang memberikan report secara reguler.

Di Universitas di tempat saya belajar, kebetulan menawarkan akses ke beberapa report Gartner di tahun 2010, dan mungkin berguna bagi rekan-rekan sekalian jika saya paparkan beberapa ringkasannya.

Gartner menggunakan Magic Quadrant, di mana digunakan 4 quadrant yang memetakan 'Ability to Execute' dan 'Completeness of Vision'.
Quadrant Leaders: High Completeness of Vision, High Ability to Execute
Visionaries: High Completeness of Vision, Low Ability to Execute
Challengers: Low Completeness of Vision, High Ability to Execute
Niche players: Low Completeness of Vision, Low Ability to Execute

Berikut adalah hasil penilainnya. Saya tidak mencantumkan semuanya, hanya beberapa vendor yang notable dan cukup dikenal.

Supply Chain for Process (2010)
SAP, Oracle, JDA dan Logility ditempatkan sebagai leaders. Infor ditempatkan sebagai challenger. i2, OM, Quintiq, TXT ditempatkan sebagai visionaries. Infor, Lawson, dan Manhattan Associates ditempatkan sebagai niche players.

Transportation Management (2010)
Oracle dan i2 ditempatkan sebagai leaders. JDA ditempatkan sebagai challengers, sementara Manhattan dan SAP ditempatkan sebagai visionaries.

Warehouse Management (2009)
Manhattan WM, RedPrairie, dan Oracle EBS ditempatkan sebagai leader. SAP ERP ditempatkan sebagai challenger. Sterling, Highjump dan SAP SCM ditempatkan sebagai visionaries.

Corporate Performance Management Suites (2010)
Oracle, SAP, dan IBM ditempatkan sebagai leaders, sementara Infor ditempatkan sebagai challenger. SAS, Exact, dan Clarity sebagai visionaries.

Enterprise Governance, Risk and Compliance Platform (2009)
Oracle, OpenPages, Bwise, Thomson Reuters ditempatkan sebagai leaders.

Enterprise Content Management (2009)
IBM, Microsoft, Oracle, EMC dan Open Text ditempatkan sebagai leaders. HP, SAP ditempatkan sebagai niche players.

E-Recruitment (2009)
Taleo, Kenexa, Stepstone, dan PeopleClick ditempatkan sebagai leaders. Oracle EBS, Peoplesoft, dan SAP ditempatkan sebagai challengers.

Master Data Management (2009)
Oracle UCM, IBM dan Initiate Systems ditempatkan sebagai leaders. SAP ditempatkan sebagai niche player.

MDM for Product Data (2009)
Oracle, IBM ditempatkan sebagai leader. SAP ditempatkan sebagai challenger.

Sales Force Automation (2009)
Oracle CRM, Oracle Siebel CRM, and Salesforce.com ditempatkan sebagai leader. Microsoft Dynamics, SAP, dan Sage SalesLogix ditempatkan sebagai challenger.

Selain itu, Gartner juga meluncurkan MarketScope, di mana tiap vendor di-rate berturut-turut mulai dari strong positive, positive, promising, caution, hingga strong negative.

Core Financial Management:
Oracle dan SAP dinilai strong positive. Infor, Microsoft, Lawson, dan Exact dinilai positive.

Sales & Operation Planning (2009)
Oracle, i2, Steelwedge dan TXT dinilai positive. JDA, Logility, River Logic dinilai promising. SAP, IBM Cognos dan Kinaxis dinilai caution.

Incentive Compensation (2010)
Oracle EBS, Calidius, Synygy, Varicent, Xactly dinilai positive. SAP, ZS dan Excentive dinilai promising.

Supply Chain for Process Automation (2009)
Oracle, SAP, dan Logility dinilai strong positive. Infor, JDA dan OM Partners dinilai positive. Manhattan, Lawson dinilai promising. i2, IFS dinilai caution.

Di Indonesia, seringkali customer termakan oleh marketing beberapa application provider, dan mengimplementasikan enterprise application hanya untuk menaikkan gengsi. Sementara, secara functionality, pada kenyataannya application provider yang populer justru kadangkala dinilai rendah dan ketinggalan.

Ada beberapa fenomena lain yang menarik, saya akan kemukakan di email terpisah :)

Maryono AT

Posted by: "syarwani" syarwani@yahoo.com   syarwani

Tue Jan 11, 2011 7:48 pm (PST)

No comments: