e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Sabtu, 24 April 2010
Bacaan : Amsal 3:3-4
Setahun: 2 Samuel 19-20; Lukas 18:1-23
Nats: Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau!
Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu
(Amsal 3:3)
Judul:
CINTA DAN KOMITMEN
Tinul, seorang penyanyi sekaligus bintang film, bercerai dari
suaminya. Ketika beberapa wartawan infotainment menanyainya, apa
yang menyebabkan ia dan suaminya mengambil keputusan bercerai, Tinul
menjawab, "Kami sudah tidak saling mencintai. Jadi ya, tidak ada
lagi yang bisa dipertahankan," sambil mengangkat bahu.
Begitulah kalau relasi suami istri hanya didasarkan pada rasa cinta,
tidak akan langgeng. Itulah sebabnya dalam pernikahan kristiani, hal
komitmen juga selalu ditekankan. Komitmen, yaitu ketika keduanya
berikrar bersama: akan tetap setia dan mengasihi dalam kelimpahan
maupun kekurangan, dalam suka dan duka, sehat dan sakit, sampai
kematian memisahkan.
Cinta dan komitmen ibarat dua sisi pada satu mata uang yang sama;
tidak dapat dipisahkan; yang satu tidak lengkap tanpa yang lain.
Cinta tanpa komitmen akan rapuh. Sebab yang namanya cinta, seperti
juga perasaan lain dalam diri manusia, tidak selalu tetap, ada
pasang surutnya. Sebaliknya komitmen tanpa cinta juga hambar, relasi
suami dan istri akan dirasakan sebagai kewajiban belaka. Karena itu,
seperti yang dikatakan dalam bacaan Alkitab hari ini, "Janganlah
kiranya kasih dan setia-cinta dan komitmen- meninggalkan engkau"
(ayat 3).
Cinta dan komitmen bisa saling menjaga. Ketika cinta surut, komitmen
akan menggelorakannya kembali. Dan ketika komitmen melonggar, cinta
akan meneguhkannya lagi. Jadi, kalau sekarang cinta Anda terhadap
pasangan sedang surut, jangan menyerah, kembalilah kepada komitmen
awal. Sebaliknya kalau komitmen Anda menyusut, berpalinglah kepada
cinta Anda yang mula-mula. Ingat, ia adalah belahan jiwa Anda --AYA
PERPADUAN CINTA DAN KOMITMEN
AKAN MENJADI FONDASI YANG KOKOH BAGI SEBUAH RELASI
CINTA DAN KOMITMEN
Tinul, seorang penyanyi sekaligus bintang film, bercerai dari
suaminya. Ketika beberapa wartawan infotainment menanyainya, apa
yang menyebabkan ia dan suaminya mengambil keputusan bercerai, Tinul
menjawab, "Kami sudah tidak saling mencintai. Jadi ya, tidak ada
lagi yang bisa dipertahankan," sambil mengangkat bahu.
Begitulah kalau relasi suami istri hanya didasarkan pada rasa cinta,
tidak akan langgeng. Itulah sebabnya dalam pernikahan kristiani, hal
komitmen juga selalu ditekankan. Komitmen, yaitu ketika keduanya
berikrar bersama: akan tetap setia dan mengasihi dalam kelimpahan
maupun kekurangan, dalam suka dan duka, sehat dan sakit, sampai
kematian memisahkan.
Cinta dan komitmen ibarat dua sisi pada satu mata uang yang sama;
tidak dapat dipisahkan; yang satu tidak lengkap tanpa yang lain.
Cinta tanpa komitmen akan rapuh. Sebab yang namanya cinta, seperti
juga perasaan lain dalam diri manusia, tidak selalu tetap, ada
pasang surutnya. Sebaliknya komitmen tanpa cinta juga hambar, relasi
suami dan istri akan dirasakan sebagai kewajiban belaka. Karena itu,
seperti yang dikatakan dalam bacaan Alkitab hari ini, "Janganlah
kiranya kasih dan setia-cinta dan komitmen- meninggalkan engkau"
(ayat 3).
Cinta dan komitmen bisa saling menjaga. Ketika cinta surut, komitmen
akan menggelorakannya kembali. Dan ketika komitmen melonggar, cinta
akan meneguhkannya lagi. Jadi, kalau sekarang cinta Anda terhadap
pasangan sedang surut, jangan menyerah, kembalilah kepada komitmen
awal. Sebaliknya kalau komitmen Anda menyusut, berpalinglah kepada
cinta Anda yang mula-mula. Ingat, ia adalah belahan jiwa Anda --AYA
PERPADUAN CINTA DAN KOMITMEN
AKAN MENJADI FONDASI YANG KOKOH BAGI SEBUAH RELASI
No comments:
Post a Comment